Senin, 14 Mei 2018

Menghujam Langit, Y X G Kuy!


                Sering terdengar bahwa Allah itu lebih suka proses ketimbang hasil. Mencintai hambaNya yang tak pernah lelah dalam ikhtiar dan doa. Hingga tak jarang Allah pending kan pengabulan doa karena Allah sangat mencintai hambaNya yang senantiasa berdoa dan meminta. Dan salah satu waktu mustajab untuk berdoa adalah di sepertiga malam terakhir.
                Bagi sebagian orang, mungkin masih banyak yang kesulitan bangun tengah malam untuk melaksanakan qiyamul layl, atau bahkan terbangun namun tak mampu bangkit karena gravitasi kasur terlalu kuat untuk dikalahkan, jadilah hanya mematikan alarm dan tidur kembali. Bukan mendeskreditkan, namun memang benar bahwa kebiasaan itu perlu dibangun, dan butuh untuk dimulai, jadi bukan sekedar keinginan saja. Tetaplah pada keinginan, beranilah untuk memulai dan bertekadlah untuk kontinyu. Karena Allah mencintai orang-orang yang mau memulai perubahan pada yang lebih baik.
               
               Sebagiannya lagi ada yang mudah sekali bangun di sepertiga malam, meski tidur larut sekalipun tetap mampu bangun untuk qiyamul layl. Nah jika sudah sampai pada fase ini, banyak-banyaklah bersyukur karena Allah memudahkan hati dan langkah kaki untuk mampu bangun menengadah pinta padaNya.
                Membiasakan sesuatu yang belum pernah terbiasa sebelumnya, memang sulit. Namun tidak ada yang tidak mungkin. Kita sadar betul, keutamaan serta manfaat dari qiyamul layl sangatlah banyak dan menggiurkan. So, Y X G Kuy!
                Menyesal ketika terbiasa menunaikannya, namun sekali saja tertinggal, maka itulah nikmat yang tercabut dari ruh kita. Nikmat menikmati ibadah adalah karunia besar dari Allah. Namun jangan berkecil hati, karena rasa menyesal itu juga bagian dari nikmat. Itu artinya bahwa Allah menginginkan kita untuk hadir kembali dalam majelis langitNya, menjadi santri langitNya, meski sempat absen.
                Ketika membayangkan, saat kita sujud khusyu dengan benarnya, seakan-akan Allah mengucapkan kepada kita kalimat indah,”Wahai hambaKu, Aku mencintaimu dengan teramat sangat.”  Hellow, memangnya kita siapa hingga mampu membuat Allah mencintai kita. Seberharga apa kita di hadapan Allah, hanya sekedar makhluk kecil tak bernilai, banyak dosa pula.
Gemetar bercampur haru berafiliasi menjadi satu  kesatuan yang padu. Bahkan tidak ada satu katapun yang mampu mendefinisikan itu.
                Seorang bijak pernah berkata, “Apalagi untuk kemenangan dakwah, untuk kejayaan Islam. Demi berkibarnya panji-panji Muhammad dan demi tegaknya keadilan di muka bumi dan tersebarnya rahmat Allah. Bangunlah saudaraku di sepertiga malam terakhir. Ketuklah pintu langit. Jika berjuta tangan mengetuk untuk satu tujuan, satu keinginan, akan terasa kuat getarannya. Dan Allah tidak pernah mengingkari janji.”
                Bukan untuk sekedar keinginan pribadi. Namun untuk menopang bangkitnya ummat, doa kita memang benar-benar harus mampu menghujam langit Allah. Karena hanya orang-orang terpilih saja yang mampu bangkit dari lelap dan nikmatnya tidur, demi menemui Sang Kekasih paling setia. So, Y X G Kuy!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar