Sering terdengar bahwa Allah itu lebih suka proses ketimbang
hasil. Mencintai hambaNya yang tak pernah lelah dalam ikhtiar dan doa. Hingga
tak jarang Allah pending kan
pengabulan doa karena Allah sangat mencintai hambaNya yang senantiasa berdoa
dan meminta. Dan salah satu waktu mustajab untuk berdoa adalah di sepertiga
malam terakhir.
Bagi
sebagian orang, mungkin masih banyak yang kesulitan bangun tengah malam untuk
melaksanakan qiyamul layl, atau bahkan terbangun namun tak mampu bangkit karena
gravitasi kasur terlalu kuat untuk dikalahkan, jadilah hanya mematikan alarm
dan tidur kembali. Bukan mendeskreditkan, namun memang benar bahwa kebiasaan
itu perlu dibangun, dan butuh untuk dimulai, jadi bukan sekedar keinginan saja.
Tetaplah pada keinginan, beranilah untuk memulai dan bertekadlah untuk
kontinyu. Karena Allah mencintai orang-orang yang mau memulai perubahan pada
yang lebih baik.
Membiasakan
sesuatu yang belum pernah terbiasa sebelumnya, memang sulit. Namun tidak ada
yang tidak mungkin. Kita sadar betul, keutamaan serta manfaat dari qiyamul layl
sangatlah banyak dan menggiurkan. So, Y X G Kuy!
Menyesal
ketika terbiasa menunaikannya, namun sekali saja tertinggal, maka itulah nikmat
yang tercabut dari ruh kita. Nikmat menikmati ibadah adalah karunia besar dari
Allah. Namun jangan berkecil hati, karena rasa menyesal itu juga bagian dari
nikmat. Itu artinya bahwa Allah menginginkan kita untuk hadir kembali dalam
majelis langitNya, menjadi santri langitNya, meski sempat absen.
Ketika
membayangkan, saat kita sujud khusyu dengan benarnya, seakan-akan Allah
mengucapkan kepada kita kalimat indah,”Wahai hambaKu, Aku mencintaimu dengan
teramat sangat.” Hellow, memangnya kita
siapa hingga mampu membuat Allah mencintai kita. Seberharga apa kita di hadapan
Allah, hanya sekedar makhluk kecil tak bernilai, banyak dosa pula.
Gemetar bercampur haru
berafiliasi menjadi satu kesatuan yang
padu. Bahkan tidak ada satu katapun yang mampu mendefinisikan itu.
Seorang
bijak pernah berkata, “Apalagi untuk
kemenangan dakwah, untuk kejayaan Islam. Demi berkibarnya panji-panji Muhammad
dan demi tegaknya keadilan di muka bumi dan tersebarnya rahmat Allah. Bangunlah
saudaraku di sepertiga malam terakhir. Ketuklah pintu langit. Jika berjuta
tangan mengetuk untuk satu tujuan, satu keinginan, akan terasa kuat getarannya.
Dan Allah tidak pernah mengingkari janji.”
Bukan
untuk sekedar keinginan pribadi. Namun untuk menopang bangkitnya ummat, doa
kita memang benar-benar harus mampu menghujam langit Allah. Karena hanya
orang-orang terpilih saja yang mampu bangkit dari lelap dan nikmatnya tidur,
demi menemui Sang Kekasih paling setia. So, Y X G Kuy!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar